Rabies Center Tersedia di 5 Puskesmas di Aceh Utara Termasuk RSUD Cut Mutia


LHOKSUKON
— Untuk menangani bahaya gigitan hewan yang mengakibatkan timbulnya penyakit rabies, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara menghadirkan Rabies Center yang tersebar di 5 Puskesmas termasuk RSUD Cut Mutia.

Enam titik Rabies Center yang dihadirkan oleh Dinkes Aceh Utara tersebut yaitu di Puskesmas Tanah Jambo Aye, Puskesmas Syamtalira Bayu, Puskesmas Lhoksukon, Puskesmas Dewantara, Puskesmas Babah Buloh dan satu lainnya di RSUD Cut Mutia di Buket Rata, Lhokseumawe.

"Kabupaten Aceh Utara belum ada kasus Rabies, tetapi kasus gigitan hewan yang dapat menyebabkan rabies itu yang ada. Namun itu sudah ditangani sesuai tatalaksana untuk perawatan luka gigitan serta sudah dilaksanakan vaksinasi rabies pada penderita yang digigit oleh hewan yang dapat menyebabkan rabies tersebut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Aceh Utara, dr. Ferianto, Jumat (31/5/2024).

Ferianto mengatakan Rabies saat ini memang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebagian besar kasus rabies menjadi fatal karena menyerang sistem saraf manusia pusat. Rabies karena gigitan hewan dapat menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun pada anak-anak.

"Rabies adalah penyakit menular yang menyerang daftar saraf pusat. Paparan rabies yang paling sering terjadi adalah karena gigitan anjing, baik hewan peliharaan maupun liar. Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan atau cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies, hewan yang berisiko tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies atau hewan liar seperti kelelawar, kucing dan karnivora lainnya," ujarnya.

Disampaikan Ferianto, penting untuk dicatat bahwa virus tidak dapat masuk ke kulit secara utuh, oleh karena itu alasan mengapa sebagian besar kasus disebabkan oleh gigitan hewan. Setelah mendapatkan akses ke dalam tubuh, virus berpindah ke otak dan berkembang biak.

"Rabies dapat dikendalikan melalui vaksinasi anjing dan kucing massal. Kematian manusia tidak dapat dicegah melalui penanganan yang tepat waktu dan tepat. Beberapa cara penanganan luka gigitan hewan penularan rabies pada manusia, cuci luka gigitan secepatnya dengan air mengalir dan sabun," sebut Ferianto lagi.

Selanjutnya, sambung Ferianto, yang bersangkutan segera dibawa ke Puskesmas Rabies Center dan Rumah sakit Cut Mutia untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR).

Disampaikan lagi, tindakan-tindakan pencegahan terinfeksi virus rabies adalah dengan mengurangi faktor-faktor risiko dengan cara melakukan vaksinasi rabies pada hewan peliharaan, menjaga kontak dari hewan yang berpotensi memiliki virus rabies, menjaga hewan peliharaan agar tidak berinteraksi dengan hewan liar atau asing, kemudian melaporkan ke petugas kesehatan apabila bertemu dengan seseorang atau hewan yang mempunyai gejala rabies.

"Perlunya mencegah hewan-hewan lain yang berpotensi menyebarkan rabies masuk ke dalam rumah untuk mencegah kematian akibat rabies pada anak, mari jalin komunikasi yang erat antara dokter hewan dan pihak kesehatan untuk perawatan yang tepat waktu dan memadai setelah paparan gigitan," demikian disampaikan dr. Ferianto.(Adventorial)

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru