Dinkes Aceh Utara Aktif Lakukan Berbagai Upaya untuk Cegah Penyakit DBD


Aceh Utara — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara aktif melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten tersebut demi menciptakan masyarakat sehat. Dinkes juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi DBD, mulai dari fogging, menggalakkan gotong royong baik secara massal maupun masing-masing.

Berdasarkan data yang diperoleh Media Aceh One dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Utara, Rabu (15/8/2024), jumlah kasus DBD hasil rekapitulasi pada tahun 2023 lalu mencapai 60 kasus. Sementara pada tahun 2024 terhitung sejak Januari hingga Juli terdapat 42 kasus.


Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara Amir Syarifudin SKM, MM, melalui Kabid P2P dr Ferianto menyampaikan bahwa upaya pencegahan DBD tentunya dilakukan secara terpadu, melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Tujuannya agar secara bersama-sama bahu membahu untuk mencegah penyakit DBD demi mewujudkan kesehatan bersama.

"Sejauh ini kita rutin melakukan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan fokus pada kegiatan 3M Plus yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur di setiap rumah-rumah masyarakat. PSN ini adalah kunci utama dalam mencegah penyebaran DBD. Kita perlu memastikan bahwa tidak ada tempat yang bisa menjadi sarang bagi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan faktor penyebab penyakit ini,” ujarnya.


Adapun langkah-langkah pencegahan yang dilakukan pihaknya, menurut dr. Ferianto, pemberantasan sarang nyamuk dilakukan melalui beberapa metode, salah satunya adalah gotong royong di rumah masing-masing. Warga diimbau untuk secara rutin membersihkan lingkungan rumah, terutama di tempat-tempat yang bisa menjadi genangan air, seperti pot bunga, kaleng bekas, atau tempat penampungan air. Genangan air tersebut sering kali menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

Selain itu, gotong royong massal juga dilakukan secara berkala di seluruh kecamatan di Aceh Utara. "Kami mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam gotong royong massal yang biasanya dilakukan setiap akhir pekan. Kegiatan ini bukan hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga sebagai ajang sosialisasi mengenai pentingnya kebersihan lingkungan dalam mencegah DBD," tambahnya.


Tidak hanya mengandalkan gotong royong, Dinas Kesehatan juga membentuk kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap desa. Kader Jumantik bertugas memantau dan melaporkan adanya jentik nyamuk di lingkungan sekitar. Mereka juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara-cara efektif mencegah perkembangbiakan nyamuk.

“Peran kader Jumantik sangat penting dalam upaya deteksi dini dan pencegahan DBD. Mereka menjadi garda terdepan dalam memastikan lingkungan kita bebas dari jentik nyamuk,” jelas dr. Ferianto.

Disampaikannya lagi, pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Kesehatan terus menggiatkan kampanye pencegahan DBD. Kampanye ini mencakup sosialisasi melalui media cetak, elektronik, serta media sosial. Selain itu, kegiatan edukasi dilakukan di sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan DBD sejak dini.

Menurut dr. Ferianto upaya pencegahan harus tetap diperketat untuk mewujudkan lingkungan yang bebas dari nyamuk berbahaya. “Musim hujan tentunya ke depan ini harus menjadi siaga bagi kita, sehingga risiko penularan DBD terakomodir. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak lengah dan terus menjaga kebersihan lingkungan,” tegas dr. Ferianto.

"Tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga konsistensi dalam upaya tersebut dan terus meningkatkan kesadaran untuk bersama-sama mencegah penyebaran penyakit ini. Kalau buka kita secara bersama-sama menjaga kesehatan siapa lagi, mari kita cegah dengan menjaga kebersihan lingkungan yang utama," ujarnya lagi.[]

| Penulis: Jamaluddin | Advertorial

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru