RSU Cut Meutia Peringati Hari TBC Sedunia dengan Sosialisasi dan Penyerahan Sertifikat Kesembuhan
Aceh Utara – Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Meutia menggelar peringatan Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia dengan serangkaian kegiatan edukatif dan apresiasi bagi para penyintas. Acara ini berlangsung di depan poliklinik paru dan diisi dengan sosialisasi serta diskusi interaktif mengenai TBC, jenis-jenisnya, pengobatan, serta langkah-langkah pencegahannya.
Kepala Humas RSUCM dr. Harry Laksamana, M.A.P kegiatan ini diselenggarakan oleh tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) bekerja sama dengan Staf Medis Fungsional (SMF) bagian kesehatan paru dan kesehatan anak, serta mendapat dukungan penuh dari manajemen RSU Cut Meutia.
Direktur RSU Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, Sp.M, membuka acara dengan didampingi oleh lima dokter spesialis paru dan tiga dokter spesialis anak. Mereka bertindak sebagai narasumber utama dalam memberikan informasi seputar penyakit TBC, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu, sekitar 20 dokter muda dari Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh (Unimal) yang sedang menjalani stase ilmu kesehatan paru dan kesehatan anak turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Hadir pula tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, yang dipimpin oleh drg. Fridesia Ardiani, MKM, bersama Tim P2P, sebagai bentuk koordinasi pelayanan dalam upaya penanggulangan TBC di bawah naungan Dinkes Aceh Utara.
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penyerahan sertifikat kesembuhan bagi pasien yang telah berhasil menyelesaikan pengobatan Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO). Sertifikat ini diberikan langsung oleh Direktur RSU Cut Meutia bersama para dokter spesialis paru, sebagai bentuk apresiasi atas ketekunan pasien dalam menjalani terapi hingga dinyatakan sembuh.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh dokter muda, diikuti dengan sesi foto bersama sebagai simbol solidaritas dan komitmen dalam memerangi TBC.
Dengan adanya kegiatan ini, RSU Cut Meutia berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya deteksi dini, pengobatan yang tepat, serta pencegahan terhadap penyebaran TBC, demi mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit menular ini.